Diantaranya, menajamkan pisau untuk penyembelihan. Namun, menjauhkannya dari pandangan hewan kurban yang akan disembelih. Lokasi penyembelihan baiknya juga terpisah dari penyimpanan sementara hewan. ''Penyembelihan harus sekali selesai. Tidak boleh pisau lepas dari leher dan kembali menggoroknya untuk kedua kali,'' terangnya. Bagian
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID qaiETfJlWpb89nrRUNabgwN3v7tgUX-GqNsfIlMDQOqtDmEMjpQOAA==
Agarmenjadi sah, beberapa syarat di dalamnya wajib ditunaikan. Sama halnya seperti berkurban, syarat sah hewan kurban harus dipenuhi. Berkurban saat Idul Adha dan hari Tasyriq hukumnya wajib bagi yang mampu, sesuai pendapat Imam Abu Hanifah. Sedangkan menurut Imam Malik dan Imam Al Syafi'i hukumnya sunnah muakkad atau sunnah yang dikuatkan.
A. Pengertian Kurban Kata kurban menurut etimologi berasal dari bahasa Arab qariba – yaqrabu – qurban wa qurbanan wa qirbanan, yang artinya dekat Ibn Manzhur 19921662; Munawir19841185. Maksudnya yaitu mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya. Yang dimaksud dari kata kurban yang digunakan bahasa sehari-hari, dalam istilah agama disebut “udhhiyah” bentuk jamak dari kata “dhahiyyah” yang berasal dari kata “dhaha” waktu dhuha, yaitu sembelihan di waktu dhuha pada tanggal 10 sampai dengan tanggal 13 bulan Dzulhijjah. Dari sini muncul istilah Idul Adha. Dari uraian tersebut, dapat dipahami yang dimaksud dari kata qurban atau udhhiyah dalam pengertian syara, ialah menyembelih hewan dengan tujuan beribadah kepada Allah pada Hari Raya Haji atau Idul Adha dan tiga Hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah. B. Hukum Kurban Ibadah kurban hukumnya adalah sunnah muakkad, atau sunnah yang dikuatkan. Nabi Muhammad shallallâhu alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan ibadah kurban sejak disyariatkannya sampai beliau wafat. Ketentuan kurban sebagai sunnah muakkad dikukuhkan oleh Imam Malik dan Imam al-Syafi’i. Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa ibadah kurban bagi penduduk yang mampu dan tidak dalam keadaan safar bepergian, hukumnya adalah wajib. Ibnu Rusyd al-Hafid tth 1/314. C. Keutamaan Kurban Menyembelih kurban adalah suatu sunnah Rasul yang sarat dengan hikmah dan keutamaan. Hal ini didasarkan atas informasi dari beberapa haditst Nabi shallallâhu alaihi wasallam, antara lain عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا Aisyah menuturkan dari Rasulullah shallallâhu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam manusia pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi 1413 dan Ibn Majah 3117 Menurut Zain al-Arab, ibadah yang paling utama pada hari raya Idul Adha adalah menyembelih hewan untuk kurban karena Allah. Sebab pada hari kiamat nanti, hewan itu akan mendatangi orang yang menyembelihnya dalam keadaan utuh seperti di dunia, setiap anggotanya tidak ada yang kurang sedikit pun dan semuanya akan menjadi nilai pahala baginya. Kemudian hewan itu digambarkan secara metaphoris akan menjadi kendaraanya untuk berjalan melewati shirath. Demikian ini merupakan balasan dan bukti keridhaan Allah kepada orang yang melakukan ibadah kurban tersebut. Abul Ala al-Mubarakfuri tt V/62 Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallâhu alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang memiliki kemampuan untuk berkurban, tetapi ia tidak mau berkurban, maka sesekali janganlah ia mendekati tempat shalat kami.” HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Masih banyak lagi sabda Nabi yang lain, menjelaskan tentang keutamaan berkurban. Bahkan pada haditst terakhir, disebutkan bahwa orang yang sudah mampu berkorban, tetapi tidak mau melaksanakanya, maka ia dilarang mendekati tempat shalat Rasulullah atau tempat majelis kebaikan lainya. Ibadah kurban yang dilaksanakan pada hari raya Idul Adha sampai hari tasyrik, tiada lain bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Disamping itu, kurban juga berarti menghilangkan sikap egoisme, nafsu serakah, dan sifat individual dalam diri seorang muslim. Dengan berkurban, diharapkan seseorang akan memaknai hidupnya untuk mencapai ridha Allah semata. Ia “korbankan” segalanya jiwa, harta, dan keluarga hanya untuk-Nya. Oleh karena itu, pada hakikatnya, yang diterima Allah dari ibadah kurban itu bukanlah daging atau darah hewan yang dikurbakan, melainkan ketakwaan dan ketulusan dari orang yang berkurban, itulah yang sampai kepada-Nya. D. Hakikat Kurban Kurban dalam dimensi vertikal adalah bentuk ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah supaya mendapatkan keridhaan-Nya. Sedangkan dalam dimensi sosial, kurban bertujuan untuk menggembirakan kaum fakir pada Hari Raya Adha, sebagaimana pada Hari Raya Fitri mereka digembirakan dengan zakat fitrah. Karena itu, daging kurban hendaklah diberikan kepada mereka yang membutuhkan, boleh menyisakan secukupnya untuk dikonsumsi keluarga yang berkurban, dengan tetap mengutamakan kaum fakir dan miskin. Allah berfirman فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ “Maka makanlah sebagian daripadanya dan sebagian lagi berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.” QS. al-Hajj, 2228 Dengan demikian kurban merupakan salah satu ibadah yang dapat menjalin hubungan vertikal dan horizontal. E. Kriteria Hewan Kurban Para ulama sepakat bahwa semua hewan ternak boleh dijadikan untuk kurban. Hanya saja ada perbedaan pendapat mengenai mana yang lebih utama dari jenis-jenis hewan tersebut. Imam Malik berpendapat bahwa yang paling utama adalah kambing atau domba, kemudian sapi, lalu unta. Sedangkan Imam al-Syafi’i berpendapat sebaliknya, yaitu yang paling utama adalah unta, disusul kemudian sapi, lalu kambing Ibn Rusyd tt I315. Agar ibadah kurbannya sah menurut syariat, seorang yang hendak berkurban harus memperhatikan kriteria-kriteria dari hewan yang akan disembelihnya. Kriteria-kriteria tersebut diklasifisikasikan sesuai dengan usia dan jenis hewan kurban, yaitu a. Domba dha’n harus mencapai minimal usia satu tahun lebih, atau sudah berganti giginya al-jadza’. Rasulullah shallallâhu alaihi wasallam bersabda, “Sembelilhlah domba yang jadza’, karena itu diperbolehkan.” Hadits Shahih, riwayat Ibn Majah 3130 Ahmad 25826 b. Kambing kacang ma’z harus mencapai usia minimal dua tahun lebih. c. Sapi dan kerbau harus mencapai usia minimal dua tahun lebih. d. Unta harus mencapai usia lima tahun atau lebih. Musthafa Dib al-Bigha 1978241. Selain kriteria di atas, hewan-hewan tersebut harus dalam kondisi sehat dan tidak cacat. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallâhu alaihi wasallam yang diriwayatkan dari al-Barra bin Azib radliyallâhu anh أَرْبَعٌ لَا تَجُوزُ فِي الْأَضَاحِيِّ فَقَالَ الْعَوْرَاءُ بَيِّنٌ عَوَرُهَا وَالْمَرِيضَةُ بَيِّنٌ مَرَضُهَا وَالْعَرْجَاءُ بَيِّنٌ ظَلْعُهَا وَالْكَسِيرُ الَّتِي لَا تَنْقَى “Ada empat macam hewan yang tidak sah dijadikan hewan kurban, “1 yang matanya jelas-jelas buta picek, 2 yang fisiknya jelas-jelas dalam keadaan sakit, 3 yang kakinya jelas-jelas pincang, dan 4 yang badannya kurus lagi tak berlemak.” Hadits Hasan Shahih, riwayat al-Tirmidzi 1417 dan Abu Dawud 2420 Akan tetapi, ada beberapa cacat hewan yang tidak menghalangi sahnya ibadah kurban, yaitu; Hewan yang dikebiri dan hewan yang pecah tanduknya. Adapun cacat hewan yang putus telinga atau ekornya, tetap tidak sah untuk dijadikan kurban. Dr. Musthafa, Dib al-Bigha 1978243. Hal ini dikarenakan cacat yang pertama tidak mengakibatkan dagingnya berkurang cacat bathin, sedangkan cacat yang kedua mengakibatkan dagingnya berkurang cacat fisik. F. Ketentuan Kurban Berkurban dengan seekor kambing atau domba diperuntukkan untuk satu orang, sedangkan unta, sapi dan kerbau diperuntukkan untuk berkurban tujuh orang. Ketentuan ini dapat disimpulkan dari hadits berikut عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ نَحَرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْحُدَيْبِيَةِ الْبَدَنَةَ عَنْ سَبْعَةٍ وَالْبَقَرَةَ عَنْ سَبْعَةٍ Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah, “Kami telah menyembelih kurban bersama Rasulullah shallallâhu alaihi wasallam pada tahun Hudaibiyah seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi juga untuk tujuh orang.” Hadits Shahih, riwayat Muslim 2322, Abu Dawud 2426, al-Tirmidzi 1422 dan Ibn Majah 3123. Hadits selanjutnya menjelaskan tentang berkurban dengan seekor domba yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad shallallâhu alaihi wasallam عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ فَأُتِيَ بِهِ لِيُضَحِّيَ بِهِ فَقَالَ لَهَا يَا عَائِشَةُ هَلُمِّي الْمُدْيَةَ يعني السكين ثُمَّ قَالَ اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ. “Dari Aisyah radliyallâhu anhâ, menginformasikan sesungguhnya Rasulullah shallallâhu alaihi wasallam menyuruh untuk mendatangkan satu ekor domba kibas yang bertanduk . Kemudian domba itu didatangkan kepadanya untuk melaksanakan kurban. Beliau berkata kepada Aisyah Wahai Aisyah, ambilkan untukku pisau golok. Nabi selanjutnya memerintahkan Aisyah Asahlah golok itu pada batu asah. Aisyah kemudian melakukan sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah. Kemudian Nabi mengambil golok itu dan mengambil domba kibasy, kemudian membaringkannya, dan menyembelihnya sambil berdoa Dengan nama Allah, wahai Allah terimalah dari Muhammad dan keluarga Muhammad dan umat Muhammad, beliau berkurban dengan domba itu”. Hadits Shahih Riwayat Muslim 1967. Doa Nabi dalam hadits di atas, ketika beliau melaksanakan kurban “Wahai Allah, terimalah dari Muhammad dan keluarga Muhammad dan umat Muhammad” tidak bisa dipahami bahwa kurban dengan satu domba cukup untuk keluarga dan untuk semua umat Nabi. Penyebutan itu hanya dalam rangka menyertakan dalam memperoleh pahala dari kurban tersebut. Apabila dipahami bahwa berkurban dengan satu kambing cukup untuk satu keluarga dan seluruh umat Nabi Muhammad, maka tidak ada lagi orang yang berkurban. Dengan demikian, pemahaman bahwa satu domba bisa untuk berkurban satu keluarga dan seluruh umat, harus diluruskan dan dibetulkan sesuai dengan ketentuan satu domba untuk satu orang, sedangkan onta, sapi, dan kerbau untuk tujuh orang sebagaimana dijelaskan hadits di atas. G. Waktu Pelaksanaan Kurban Waktu menyembelih kurban dimulai setelah matahari setinggi tombak atau seusai shalat Idul Adha 10 Dzulhijjah sampai terbenam matahari tanggal 13 Dzulhijjah. Sedangkan distribusi pembagian daging kurban dibagi menjadi tiga bagian dan tidak mesti harus sama rata. Ketiga bagian itu, 1 untuk fakir miskin, 2 untuk dihadiahkan, dan 3 untuk dirinya sendiri dan keluarga secukupnya. Dengan catatan, porsi untuk dihadiahkan dan untuk dikonsumsi sendiri tidak lebih dari sepertiga daging kurban. Meskipun demikian memperbanyak pemberian kepada fakir miskin lebih utama. Dhib al-Bigha1978245. Demikian tulisan ini disampaikan, semoga bermanfaat. Mohon maaf apabila ada kekeliruan dan kesalahan. Wallahu a’lam bish shawâb. KH Zakky Mubarak, Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

Daginghewan kurban tersebut nantinya akan didistribusikan oleh pengurus masjid dan plingkungan kepada warga. Baca juga: Idul Adha di Tengah Wabah PMK, Simak Protokol Kesehatan dan Pelaksanaan Kurban yang Aman. Ketua DKM Masjid At-Taqwa Murodi mengatakan bahwa terdapat 10 ekor sapi dan 9 kambing yang hendak disembelih Sabtu ini

403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID 9-Daefi46Rl0Wm4iwJrEqxxToCOUKV-nSurbUFF88iUsBM0NyApqjQ== 1 Masuk ke dalam kategori hewan ternak. Syarat utama hewan yang dapat disembelih adalah hewan ternak, seperti domba, kambing, sapi, atau unta. Hal ini tercantum dalam surat Al-Hajj ayat 34, yakni sebagai berikut: "Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap bahimatul an
Sahabat ingin melaksanakan ibadah kurban tahun ini? Alhamdulillah Sahabat telah mendapatkan hikmah-hikmah dari berkurban salah satunya adalah mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Karena tak hanya lewat rezeki saja kita mendapatkan pahala, tapi dari ibadah berbagi hewan-hewan ternak atau Bahiimatul Al An’aam ini juga termasuk nikmat dari-Nya. Sahabat perlu tahu bahwa jenis hewan yang diperbolehkan untuk dijadikan kurban bukanlah ternak biasa. Binatang yang boleh dijadikan kurban ini terdiri dari unta, sapi, dan kambing. وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الأَنْعَامِ Artinya “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan Udhhiyah, supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka.” QS Al-Hajj 34 Dilansir dari beberapa pendapat ulama mengatakan bahwa tipe binatang yang diberikan izin untuk kurban yaitu ada 3 tiga yaitu unta, sapi dan kambing. Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Yaitu Unta, Sapi, dan Kambing.” Tafsir Ibnu Katsir, 1/312 Asy-Syairazi asy-Syafi’I menyebutkan, “Selain dari jenis binatang ternak, tidak boleh digunkan untuk Udhhiyah; yaitu unta, sapi, dan kambing.” Al-Muhadzdzab, 1/74 Baca Juga 6 Alasan Penting Sebelum Kamu Kurban di Dompet Dhuafa Selain kedua pendapat tersebut, Rasulullah sallallahu alaihi wassalam juga belum pernah meriwayatkan tentang hewan-hewan kurban selain hewan ternak tersebut Tidak ada riwayat dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga dari para sahabat beliau, bahwa mereka berUdhhiyah dengan selain binatang ternak. Fathul Qadir, 9/97 Berikut ini penjelasan tentang binatang-binatang yang diperbolehkan menjadi hewan kurban, Jenis Hewan Binatang yang Boleh Dijadikan Kurban1. Unta2. Sapi atau Kerbau3. Kambing4. Domba Syarat Sah Binatang KurbanJenis Hewan yang Tak Boleh Dijadikan KurbanQuality Control Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa Jenis Hewan Binatang yang Boleh Dijadikan Kurban 1. Unta Jenis hewan ini merupakan salah satu tipe binatang yang hanya dijumpai di habitat tertentu saja. Tepatnya pada daerah-daerah kering seperti padang pasir di bagian dunia timur. Karena unta merupakan hewan yang berpunuk satu yang cocok untuk perjalanan jauh atau pun sebagai peliharaan manusia. baca juga BOLEHKAH MEMOTONG KUKU DAN RAMBUT SEBELUM KURBAN IDUL ADHA? Dalam konteks kurban, biasanya unta diperbolehkan untuk dijadikan kurban dengan total jumlah pekurban sebanyak 10 sepuluh orang. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu beliau mengatakan, كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى سَفَرٍ فَحَضَرَ الأَضْحَى فَاشْتَرَكْنَا فِى الْبَقَرَةِ سَبْعَةً وَفِى الْبَعِيرِ عَشَرَةً Artinya ”Dahulu kami penah bersafar bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lalu tibalah hari raya Idul Adha maka kami pun berserikat sepuluh orang untuk qurban seekor unta. Sedangkan untuk seekor sapi kami berserikat sebanyak tujuh orang.” HR. Tirmidzi no. 905, Ibnu Majah no. 3131 Adapun umur unta yang diperbolehkan untuk dikurbankan adalah unta yang berumur 5-6 tahun, lebih lama dari pada hewan-hewan kurban lainnya. 2. Sapi atau Kerbau Berbeda dengan unta, sapi sering sekali kita temui di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Jenis sapinya pun beragam dari sapi perah sampai sapi peternakan. Namun, khusus di Indonesia sendiri, beberapa daerah justru menggunakan kerbau sebagai pengganti sapi untuk kurban. baca juga SIAPA YANG BERHAK MENERIMA DAGING KURBAN? Dikutip dari ulama fiqih satu pendapat bahwa kerbau dapat menggantikan sapi di dalam kitab Almisbahul Munir وَقَدْ سَوَّى الْفُقَهَاءُ الْجَامُوسَ بِالْبَقَرِ فِي الأْحْكَامِ ، وَعَامَلُوهُمَا كَجِنْسٍ وَاحِدٍ Artinya “Ulama fikih menyamakan kerbau dengan sapi dalam berbagai hukum, dan menjadikan keduanya seperti satu jenis.” Khusus untuk sapi atau kerbau, beberapa pendapat juga memperbolehkan untuk kurban patungan sapi atau kerbau dengan kuota sampai dengan 7 orang sesuai hadist di atas HR. Tirmidzi no. 905, Ibnu Majah no. 3131. Sapi atau kerbau yang diperbolehkan untuk dikurbankan merupakan sapi atau kerbau yang telah memasuki umur 2 tahun. 3. Kambing Berbeda dengan ketentuan jenis hewan kurban lainnya, kambing merupakan salah satu jenis hewan kurban yang paling sering untuk dijadikan kurban terutama di Indonesia. Kambing sering sekali dikurbankan untuk satu orang, namun, beberapa pendapat ulama mengatakan bahwa kambing yang disembelih oleh satu kepala keluarga berarti telah mewakili kurban seluruh keluarga. كَانَ الرَّجُلُ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُضَحِّى بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ Artinya ”Pada masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ada seseorang suami menyembelih seekor kambing sebagai qurban bagi dirinya dan keluarganya.” HR. Tirmidzi no. 1505 Adapun syarat umur yang diperbolehkan untuk kurban seekor kambing adalah Ketika kambing memasuki umur 1-2 tahun. Dengan umur tersebut serta ketentuan syarat sah kurban maka kambing bisa dijadikan hewan kurban. 4. Domba Domba merupakan hewan yang sering disamakan dengan kambing. Hewan berbulu lebat ini ternyata memiliki keistimewaan yang lebih dibandingkan kambing. Hal ini karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa berkurban dengan dua gibas atau domba sesuai hadist berikut عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ – رضي الله عنه – – أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ, أَقْرَنَيْنِ, وَيُسَمِّي, وَيُكَبِّرُ, وَيَضَعُ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا. وَفِي لَفْظٍ ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ . وَفِي لَفْظِ – سَمِينَيْنِ – وَلِأَبِي عَوَانَةَ فِي “صَحِيحِهِ” – ثَمِينَيْنِ – . بِالْمُثَلَّثَةِ بَدَلَ اَلسِّين ِ وَفِي لَفْظٍ لِمُسْلِمٍ, وَيَقُولُ – بِسْمِ اَللَّهِ. وَاَللَّهُ أَكْبَرُ – Artinya Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa berkurban dengan dua gibas domba jantan putih yang bertanduk, lalu beliau mengucapkan nama Allah dan bertakbir, dan beliau meletakkan kedua kakinya di pipi kedua gibas tersebut saat menyembelih. Dalam lafazh lain disebutkan bahwa beliau menyembelihnya dengan tangannya Muttafaqun alaih . Dalam lafazh lain disebutkan, “Saminain, artinya dua gibas gemuk.” Dalam lafazh Abu Awanah dalam kitab Shahihnya dengan lafazh, “Tsaminain, artinya gibas yang istimewa berharga.” Dalam lafazh Muslim disebutkan, saat menyembelih, beliau mengucapkan, “Bismillah wallahu akbar artinya dengan menyebut nama Allah dan Allah Maha Besar.” HR. Bukhari no. 5565 dan Muslim no. 1966 Selain keutamaan domba yang lebih istimewa, hadist tersebut juga menyebutkan bahwa hewan kurban jantan lebih diutamakan dari pada betina. baca juga KURBAN SATUKAN GELIAT DAKWAH DAN TOLERANSI BERAGAMA DI PERBATASAN NTT Adapun umur domba yang disyaratkan menjadi hewan kurban adalah domba yang telah berumur 6 bulan. Umur hewan ini lebih muda dibandingkan dengan jenis hewan kurban lainnya tetapi juga lebih diutamakan setelah sapi atau kerbau. Syarat Sah Binatang Kurban Seperti yang dibahas sebelumnya, hewan-hewan ternak yang diperbolehkan menjadi hewan kurban terdiri dari unta, sapi, kerbau, kambing, dan domba. Selain itum seorang pekurban dan penyembelih harus juga mengetahui syarat sah hewan kurban yang terdiri dari Hewan kurban adalah binatang ternak yang terdiri dari unta, sapi, kerbau, kambing, dan domba Usia hewan sudah mencukupi antara lain Unta sekurang-kurangnya berumur 5 tahun dan telah sedang masuk ke tahun keenam, Sapi atau kerbau sekurang-kurangnya berumur 2 tahun dan sudah masuk tahun ketiga, Kambing sekurang-kurangnya berumur 2 tahun dan telah masuk tahun ketiga, Domba sekurang-kurangnya berumur 1 tahun dan telah berganti gigi musinnah. Bebas dari cacat, Hewan kurban telah menjadi milik pekurban. Jenis binatang yang diperbolehkan untuk kurban perlu memenuhi syarat-syarat sifat-sifat binatang yang tak diperbolehkan untuk kurban oleh Nabi. Adapun sifat-sifat yang dimaksud dalam syarat tersebut sesuai dengan hadist berikut وَعَنِ اَلْبَرَاءِ بنِ عَازِبٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَامَ فِينَا رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ – “أَرْبَعٌ لَا تَجُوزُ فِي اَلضَّحَايَا اَلْعَوْرَاءُ اَلْبَيِّنُ عَوَرُهَا, وَالْمَرِيضَةُ اَلْبَيِّنُ مَرَضُهَا, وَالْعَرْجَاءُ اَلْبَيِّنُ ظَلْعُهَا وَالْكَسِيرَةُ اَلَّتِي لَا تُنْقِي” – رَوَاهُ اَلْخَمْسَة ُ . وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ حِبَّان َ Artinya Dari Al Bara’ bin Azib radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami dan berkata, “Ada empat cacat yang tidak dibolehkan pada hewan kurban 1 buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, 2 sakit dan tampak jelas sakitnya, 3 pincang dan tampak jelas pincangnya, 4 sangat kurus sampai-sampai tidak punya sumsum tulang.” Dikeluarkan oleh yang lima empat penulis kitab sunan ditambah dengan Imam Ahmad. Dishahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban. Ciri-Ciri Sifat Cacat Hewan yang Tidak Boleh Dijadikan Kurban Berdasarkan hadist tersebut, maka ciri-ciri sifat cacat hewan yang tidak boleh untuk dijadikan kurban dijabarkan sebagai berikut Cacat yang menyebabkan tidak sah untuk dijadikan hewan kurban yaitu Buta, Sakit parah, Pincang, Sangat kurus atau lemah sampai terlihat tidak punya sumsum tulang Cacat yang menyebabkan makruh untuk dijadikan hewan kurban yaitu Sebagian apalagi keseluruhan telinganya terpotong, Tanduknya pecah atau patah, Giginya patah atau pecah. 18 Jenis Cacat Hewan yang Tidak Diperbolehkan untuk Kurban Para ulama telah merinci secara jelas tentang pemahaman cacat hewan yang tak diperbolehkan untuk kurban sebanyak 18 jenis. Adapun 18 jenis cacat hewan kurban yang telah dirinci tersebut yaitu sebagai berikut Al-Anya buta total pada kedua mata, Al-Aura’ Al-Bayyin Uruha buta sebelah total, Maqthu’ah al-Lisan Kuliha putus lidah, Maqthu’ah Ba’dh al-Lisan putus sebagian lidah, Al-Jad’a terpotong pada hidung, Maqrhu’ah al-Udzunain aw Ihdahuma putus telinga meskipun salah satu, termasuk juga cacat telinga bawaan, Maqrhu’ah Ba’dh al-Udzun terpotong sebagian telinga, Al-Arja al-Bayyin Urjuha tidak mampu berjalan, seperti berjalan dari tempat awal menuju ke tempat penyembelihannya, Al-Jadzma’ tidak memiliki tangan kaki depan dan kaki belakang, keseluruhan atau sebagian, baik cacat kemudian maupun cacat bawaan, Al-Jadzza’ hewan kurban betina yang terputus ujung susunya atau kering karena tidak memproduksi air susu, Maqthu’ah al-Ilyah hewan yang terputus ekornya kecuali bawaan semenjak lahir, Maqthuah al-Miqdar al-Katsir Min al-Ilyah sebagian besar ekornya terputus, Maqthu’ah al-Dzanab hewan yang tidak memiliki atau patah pada ujung bawah/paling belakang dari tulang punggungnya, Maqthu’ah al-Miqdar al-Katsir Min al-Dzanab sebagian besar dari Dzanab-nya tidak ada, Al-Maridhah al-Bayyin Maradhuha hewan yang tampak jelas sakitnya, Al-Ajfa Ghair al-Munqiyah hewan yang sakit parah pada bagian dalam tulangnya, atau sumsum sehingga dapat ditandai dengan tidak mampu berjalan atau tanda-tanda kondisi lemah lainnya, Musharramah al-Athibba hewan yang pernah diobati karena sakit lalu tidak lagi mampu memproduksi air susu, Al-Jallalah hewan yang memakan kotoran akibat lama terkurung. Quality Control Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa memberdayakan peternak lokal dan mendistribusikan daging kurban ke pelosok Indonesia sejak tahun 1994. Peternak binaan Dompet Dhuafa DD Farm menjaga hewan ternak dengan cinta, sehingga sehat dan bugar. baca juga INILAH 3 HUKUM DARI FATWA MUI KURBAN SAAT WABAH PMK Di tengah wabah PMK, DD Farm memperketat Quality Control agar pekurban dapat berkurban dengan hewan terbaik. Yuk, ikuti terus petualangan Dompet Dhuafa saat Quality Control di DD Farm Banten demi menebar kebaikan kurban dengan kualitas terbaik di video ini! Sempurnakan ibadah dengan berkurban di tahun ini. Kurban di Dompet Dhuafa bikin tenang karena tinggal pesan online dari rumah. Kualitas hewan kurbannya juga dijamin baik, sehat, dan bugar karena melalui proses Quality Control yang ketat. Tunggu apalagi, ketuk pranala pesan di sini sekarang juga!
Ketentuanketentuan dalam Qurban. Selasa, 9 November 2010 | 01:46 WIB. Istilah udlhiyyah adalah nama untuk hewan qurban yang disembelih pada hari raya qurban (10 Dzulhijjah) dan hari-hari tasyriq, dengan tujuan untuk taqarrub (mendekatkan diri pada Allah). Kata udlhiyyah juga terkadang digunakan untuk makna tadlhiyyah (berqurban atau melakukan

Jakarta - Kurban adalah ibadah yang dilakukan oleh umat Islam saat momentum Idul Adha. Ibadah ini identik dengan penyembelihan hewan ternak, mulai dari kambing, sapi, kerbau, domba, hingga unta Kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu susunan Wahbah az-Zuhaili, secara etimologis makna kurban ialah sebutan bagi hewan yang disembelih saat Hari Raya Idul Adha. Ditinjau dari segi istilah, maka kurban diartikan sebagai perbuatan menyembelih hewan tertentu disertai niat mendekatkan diri kepada Allah SWT pada waktu perintah kurban tersemat dalam firman Allah SWT pada surat Al Kautsar ayat 2, فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢Artinya "Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!"Dalam hadits, perintah berkurban terdapat pada riwayat Imam Ahmad, Ibnu Majah, dan Imam al-Hakim yang berasal dari Abu Hurairah RA. Dia berkata Nabi SAW bersabda,"Siapa yang memiliki kelapangan tapi tidak menyembelih qurban, janganlah mendekati tempat salat kami,"Hukum kurban sendiri ialah sunnah muakkad yang berarti sangat dianjurkan. Namun, hukum tersebut menjadi makruh jika orang yang mampu secara finansial tidak mengerjakannya, sebagaimana dijelaskan dalam buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq oleh Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya itu, hukum ibadah kurban juga bisa berubah menjadi wajib apabila dinazarkan sebelumnya. Rasulullah SAW bersabda,"Barang siapa bernadzar untuk menaati Allah, maka hendaklah ia melaksanakannya." HR Bukhari, Abu Dawud, dan lainnya.Sebagai amalan yang dianjurkan, tentu ibadah kurban mengandung sejumlah keutamaan. Menukil dari buku Panduan Muslim Sehari-hari karya DR KH M Hamdan Rasyid MA dan Saiful Hadi El-Sutha, kurban dapet mendekatkan diri kepada Allah tersebut sesuai dengan firman Allah pada surat Al Kautsar ayat 2 dan Al An'am ayat إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَArab latin Qul inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-'ālamīnArtinya "Katakanlah sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam," QS Al-An'am 162لَا شَرِيكَ لَهُۥ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلْمُسْلِمِينَArab latin Lā syarīka lah, wa biżālika umirtu wa ana awwalul-muslimīnArtinya "Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah," QS Al-An'am 163Selain itu, kurban juga dapat menghidupkan sunnah Nabi Ibrahim yang merupakan sang khalilullah. Allah telah mewahyukan kepada beliau agar menyembelih Ismail, tapi kemudian digantikannya Ismail menjadi seekor domba besar. Pada surat Ash-Shaffat ayat 107, Allah berfirmanوَفَدَيْنَٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍArab latin Wa fadaināhu biżib-ḥin 'aẓīmArtinya "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar,"Keutamaan kurban yang lain adalah memberikan keleluasaan kepada keluarga di Hari Raya Idul Adha serta menebarkan kasih sayang di antara fakir miskin. Kemudian, kurban juga menjadi wujud dari rasa syukur kepada Allah yang telah menundukkan hewan kurban kepada buku Fiqih susunan Hasbiyallah, keutamaan kurban selanjutnya ialah memotivasi umat Islam untuk meningkatkan pengorbanan yang besar untuk kepentingan agama Allah. Bahkan setiap bagian dari hewan-hewan kurban itu akan datang di hari kiamat kelak."Tidak ada amalan yang diperbuat manusia pada hari raya kurban yang lebih dicintai oleh Allah selain menyembelih hewan. Sesungguhnya hewan kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulu, dan kuku-kukunya. Sesungguhnya sebelum darah kurban itu mengalir ke tanah, pahalnaya telah diterima di sisi Allah. Maka tenangkanlah jiwa dengan berkurban," HR Tirmidzi.Ammi Nur Baits dalam Panduan Qurban menjelaskan, menyembelih kurban termasuk amal saleh yang memiliki keutamaan besar. Syaikhul Islam dalam Majmu' Fatawa mengatakannya lebih utama daripada Cara Menyembelih Hewan KurbanDijelaskan dalam kitab Minhajul Muslim oleh Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, ketika akan menyembelih hewan kurban maka persiapkan alat tajam untuk penyembelihan. Setelah itu, hewan yang akan disembelih dibaringkan pada sisi tubuh kirinya dan menghadap orang yang hendak menyembelih mengucapkan atas nama Allah SWT dengan bacaan basmalah dan takbir, "Bismillahi wallahu akbar,"Lalu, letakkan pisau atau alat sembelihan di leher hewan. Potong bagian kerongkongan, tenggorokan di bagian bawah jakun dan dua urat leher binatang tersebut secara sekaligus. Perlu diingat, tidak boleh melampaui urat saraf tulang belakang atau membuat bagian leher binatang hingga Video "Kabar Haji 1444H Fasilitas Haji Semakin Ramah untuk Jamaah Lansia" [GambasVideo 20detik] aeb/lus

Ibadahkurban adalah ekspresi kesyukuran seorang Muslim. Dengan kurban, ia bisa berbagi kepada sesama dan, yang lebih penting baginya, ada pahala besar kelak di akhirat. Dalam sebuah hadis riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah, hewan kurban yang disembelih pada hari Nahr (Idul Adha) akan datang pada hari kiamat utuh dengan tanduk, bulu, dan kukunya.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID RAt3RrHMVacuk92AHqgwWtxPunl3FnqPk9ePOCu4N1Pquyk-nyS8DQ== TEMPOCO, Jakarta - Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta mendapati temuan hewan kurban yang terindikasi terpapar penyakit mulut dan kuku ( PMK ). Temuan itu diperoleh setelah hewan kurban disembelih. "Dari laporan yang masuk pada penyembelihan hari pertama Idul Adha pada Sabtu, 9 Juli 2022 ada beberapa sapi dan kambing yang terindikasi PMK. - Hewan ternak merupakan binatang yang halal dikonsumsi umat Islam. Berkaitan dengan hal itu, Islam mengatur mengenai ketentuan menyembelih hewan tersebut sesuai syariat. Lantas, apa doa, adab, dan tata cara penyembelihannya agar daging hewan berkah dan pengonsumsinya menuai pahala di sisi Allah SWT? Secara umum, ajaran Islam menyatakan bahwa setiap hewan yang dikonsumsi kecuali ikan dan belalang harus disembelih dengan baik dan benar. Binatang ternak yang tidak disembelih sesuai syariat atau tidak disebut nama Allah saat disembelih terlarang itu tertera dalam firman Allah SWT dalam surah Al-An'am ayat 121 "Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan ... " QS. Al-An'am [6] 121. Menyembelih hewan yang benar adalah dengan memutuskan saluran napas dan saluran makanan beserta urat nadi pada leher hewan dengan senjata tajam, selain gigi atau tulang. Penyembelihan hewan dapat dilakukan dengan dua cara tradisional atau mekanik modern. Penyembelihan tradisional adalah menggunakan cara sederhana, misalnya pisau atau parang itu, penyembelihan secara mekanik adalah menggunakan mesin pemotong hewan. Biasanya, penyembelihan mekanik atau modern dilakukan di pabrik atau usaha peternakan besar untuk mempersingkat tata cara penyembelihannya, ketentuannya harus sesuai syariat Islam agar daging binatang ternak itu halal dikonsumsi. Dalam Islam, ketentuan menyembelih hewan terbagi menjadi empat, yakni ketentuan orang yang menyembelih, ketentuan hewan yang akan disembelih, ketentuan alat yang digunakan untuk menyembelih, dan tata cara saat penyembelihan juga Cara Menyembelih Ayam agar Halal untuk Dikonsumsi Menurut Islam Umur Minimal Kambing Kurban, Syarat, Tata Cara Menyembelih dan Doa A. Ketentuan Orang yang Menyembelih Hewan Berikut ini sejumlah ketentuan bagi penyembelih hewan yang harus terpenuhi 1. Penyembelih beragama Islam atau ahli kitabPenyembelih hewan harus beragama Islam atau ahli kitab. Dalam hal ini, ahli kitab yang dimaksud adalah orang-orang beragama Nasrani Kristen dan Protestan serta Yahudi. Selain dari ahli kitab, penganut agama lainnya tidak halal dimakan sembelihan mereka. Hal itu tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 5 "Makanan [sembelihan] Ahli Kitab itu halal bagimu, dan makananmu halal bagi mereka," QS. Al-Maidah [5]5 2. Penyembelih adalah orang yang berakalOrang yang menyembelih hewan tersebut dalam kondisi berakal, tidak gila, mabuk, atau dalam keadaan Penyembelih adalah orang yang sudah balig atau tamyizOrang yang menyembelih hewan adalah sosok yang sudah bisa membedakan hal baik dan buruk atau tamyiz. Alangkah lebih baik lagi, ia sudah balig. 4. Penyembelih harus menyembelih dengan sengajaSosok penyembelih melakukan sembelihan dengan sengaja, bukan dalam keadaan mabuk atau kondisi terpaksa. 5. Penyembelih harus menyebut nama Allah SWT ketika menyembelihSebagaimana disebutkan dalam surah Al-An'am ayat 121 di atas, penyembelih harus menyebut nama Allah SWT ketika menyembelih. Untuk kesempurnaan penyembelihan, ia dianjurkan membaca doa menyembelih hewan sebagai berikutبِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ Bacaan latinnya "Bismillahi wallahu akbar"Artinya “Dengan nama Allah dan Allah itu Maha Besar,” HR. Muslim B. Ketentuan Hewan yang Disembelih Ketentuan hewan yang disembelih haruslah dalam keadaan hidup, serta hewan itu tergolong hewan yang halal Hewan dalam keadaan masih hidupHewan yang disembelih harus dalam kondisi hidup dan belum menjadi bangkai. Jika seseorang menemukan hewan yang terluka, tercekik, terpukul, terjatuh, ditanduk oleh hewan lain atau yang diserang hewan buas, tetapi hewan tersebut belum mati, dianjurkan untuk segera menyembelihnya sehingga hewan tersebut hukumnya halal dimakan."Diharamkan bagimu [memakan] bangkai, darah, daging babi, dan [daging] hewan yang disembelih bukan atas [nama] Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam hewan buas, kecuali yang sempat kamu sembelih," QS. Al-Māidah [5]3.2. Hewan tersebut termasuk jenis hewan yang halalHewan yang akan disembelih harus hewan yang masuk kategori hewan halal, baik dari segi zatnya bukan anjing, babi, dan sebagainya atau cara memperolehnya bukan hasil curian atau taruhan judi.Dalam hal ini, apabila hewan itu adalah hewan haram, meskipun sudah mengikuti tata cara penyembelihan yang benar tetap haram Ketentuan Alat yang Digunakan Menyembelih Ketentuan selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah alat-alat yang akan digunakan menyembelih. Setidaknya, alat yang dipakai menyembelih hewan ternak mesti dalam kondisi tajam dan tidak terbuat dari tulang, kuku, atau Alat tajam dan dapat melukaiAlat yang tajam dimaksudkan agar hewan tidak terlalu tersiksa dan memudahkannya untuk mati. Islam mengajarkan agar kita memperlakukan hewan dengan baik, termasuk ketika yang tajam biasanya terbuat dari besi, baja, bambu, atau alat apa pun yang bisa ditajamkan, kecuali tulang, kuku, atau Tidak terbuat dari tulang, kuku, atau gigiAlat yang digunakan menyembelih tidak terbuat dari tulang, kuku, atau gigi. Hal itu tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Raft’ bin Khadis bahwa Rasulullah SAW bersabda"Segala sesuatu yang mengalirkan darah dan disebut nama Allah SWT ketika menyembelihnya, dibolehkan untuk dikonsumsi, dengan ketentuan alat yang digunakan bukan gigi dan kuku," Bukhari.D. Ketentuan Proses Menyembelih Yang patut diperhatikan dalam proses penyembelihan adalah hal-hal yang disunahkan dan dimakruhkan selama menyembelih hewan itu, agar proses penyembelihan menjadi sah, ketentuan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut. Penyembelihan dilakukan pada bagian leher hewan. Ketika menyembelih, pastikan sudah memotong dan memutuskan tenggorokan saluran pernafasan, saluran makanan, dan dua urat leher yang ada di tenggorokan. Selanjutnya, ada juga beberapa sunah dalam penyembelihan hewan, yaitu Mengasah alat menyembelih setajam mungkin. Hewan yang disembelih diihadapkan ke kiblat, digulingkan ke sebelah kiri rusuknya, supaya mudah bagi orang yang menyembelihnya. Menyembelih pada bagian pangkal leher hewan. Hal itu dimaksudkan agar mempercepat proses kematian binatang yang disembelih. Mempercepat proses penyembelihan agar hewan tidak tersiksa. Sementara itu, hal-hal yang dimakruhkan dalam proses penyembelihan adalah sebagai berikut Menyembelih dengan alat tumpul. Memukul hewan sebelum disembelih. Mulai menyembelih dari bagian belakang leher. Memutuskan leher hewan atau mengulitinya sebelum benar-benar mati. Tata Cara dan Adab Menyembelih Hewan Ternak Berikut ini adab-adab dan tata cara menyembelih hewan sesuai syariat Islam Menyiapkan lubang penampung darah. Hewan yang akan disembelih sebaiknya dihadapkan kiblat. Posisikan lambung kiri hewan berada di bawah. Pegang kaki hewan kuat-kuat atau diikat. Kepala hewan, khususnya bagian leher diarahkan tempat penampung darah yang sudah disiapkan. Berniat menyembelih dan membaca basmalah dan takbir doa menyembelih hewan di atas. Mulai menyembelih hewan sampai tenggorokan, saluran makanan, dan urat lehernya terputus. Adab dan tata cara pembelihan hewan di atas berdasarkan hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik"Nabi SAW berkurban dengan dua ekor domba yang warna putihnya lebih dominan dibanding warna hitamnya, dan bertanduk, beliau menyembelih domba tersebut dengan tangan beliau sendiri sambil menyebut nama Allah dan bertakbir dan meletakkan kaki beliau di atas rusuk domba tersebut," Bukhari.Baca juga Iduladha 2019 Doa dan Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban Idul Adha 2020 Saat Pandemi - Sosial Budaya Penulis Abdul HadiEditor Addi M Idhom
Padapelaksanaan Idul Adha 1443 Hijriah ini, Kemenkes menjadi salah satu tempat penyembelihan hewan kurban bagi pejabat, keluarga pejabat dan mitra Kemenkes. Sebelum disembelih, hewan kurban yang dititipkan telah melalui penapisan (screening) sehingga terjamin kesehatannya. Ada tujuh sapi dan 12 kambing yang siap disembelih di Kementerian
Jakarta - Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban. Tidak sedikit bagi muslim yang menyaksikan prosesi tersebut mungkin bertanya-tanya soal nasib para hewan kurban yang telah disembelih di akhirat satu riwayat menyebutkan, terdapat 10 hewan spesial yang dijamin masuk surga bersama kaum mukminin. Riwayat ini disebutkan oleh Imam Muqatil dalam Misykatul Anwar yang kemudian ditafsirkan oleh al Barwasi dalam Kitab Tafsir Ruh al Bayan dan Tafsir al Imam Muqatil, kesepuluh hewan ini nantinya akan dibangkitkan dalam bentuk kambing kibas sebelum masuk surga. Secara rinci, berikut daftar 10 hewan yang disebut dapat jaminan masuk surgaUnta Nabi Sholeh ASAnak sapi Nabi Ibrahim ASKambing Nabi Ismail ASSapi Nabi Musa ASIkan paus Nabi YunusKeledai UzairSemut Nabi Sulaiman ASBurung Hud-hud Ratu BilqisAnjing pemuda Al Kahfi Ashabul KahfiUnta Nabi Muhammad SAWBila dilihat dari daftarnya, sebagian besar hewan-hewan tersebut telah diabadikan kisahnya dalam Al-Qur'an. Di samping itu, jenis hewan kurban seperti sapi, kambing, dan unta dalam riwayat di atas, disebut secara spesifik dengan orang mukmin yang hal ini, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Qur'an M. Arifin berpendapat, riwayat tersebut cenderung lebih dekat ke arah kebohongan dan bukan kebenaran. Menurutnya, justru tiap hewan di dunia ini tidak akan masuk surga ataupun neraka pada hari penghisaban kelak."Memang ada riwayat yang mengatakan ada 10 hewan yang akan masuk surga, termasuk di antaranya unta Nabi Sholeh AS dan kambing pengganti Nabi Ismail AS, tetapi riwayat itu lebih dekat kepada kebohongan daripada kebenaran," katanya dalam buku Qur'an & Answer 101 Soal Keagamaan Hewan Tidak Masuk Surga Maupun NerakaKeterangan yang mengatakan bahwa tiap hewan tidak masuk surga atau neraka ini disandarkan pada sabda hadist Rasulullah SAW. Dari Abu Hurairah RA yang mengutip perkataan Rasulullah SAW,إن الله يحشر الخلق كلهم، كل دابة وطائر وإنسان، يقول للبهائم والطيركونوا ترابًاArtinya "Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan seluruh makhluk, semua binatang melata, burung, dan manusia. Allah berkata kepada binatang dan burung, 'Jadilah kalian tanah!' Saat itulah orang kafir berkata, 'Oh, andai saja aku menjadi tanah QS An Naba ayat 40,'" HR Ibnu Jarir.Ulama Fiqih Syekh Muhammad bin Shalik al-'Utsaimin menafsirkan, seluruh hewan di dunia tetap akan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Setelahnya, mereka akan diubah menjadi tanah atas izin Allah di atas, kata Syekh Muhammad, menjadi bukti bahwa ada perbedaan kondisi bagi hewan dan manusia di akhirat. Hal tersebut dilatarbelakangi dari perbedaan hak dan kewajiban hewan maupun manusia selama hidup di mengemban kewajiban untuk beribadah dan mengikuti segala perintah Allah SWT dan rasulNya, sementara hewan Syafiq Riza Basalamah menambahkan, tiap hewan sendiri adalah makhluk ghairu mukalaf. Dengan kata lain, tiap hewan di dunia tidak dikenakan perintah ibadah kepada Allah SWT maupun larangan terhadap sesuatu."Artinya, hewan bukan makhluk yang salat ke masjid. Mereka hewan diciptakan untuk manusia," jelasnya, dikutip dari arsip Qisas bagi Hewan di AkhiratTidak ada penghisaban surga atau neraka bagi hewan, termasuk hewan kurban. Meski demikian, kembali mengutip pernyataan Syekh Muhammad, seluruh hewan di akhirat nantinya akan dikenakan bagi hewan di akhirat ini berupa keadilan bagi hewan yang tidak bertanduk. Khususnya, bagi hewan-hewan yang telah ditanduk oleh hewan bertanduk semasa di dunia."Binatang-binatang itu diadili sehingga binatang yang tidak bertanduk akan menuntut balas terhadap binatang yang telah menanduknya di dunia," kata Syekh Muhammad yang diterjemahkan oleh Dr. Umar Sulaiman al Asygar dalam buku Ensklopedia Syekh Muhammad ini juga ditegaskan dalam hadits Rasulullah SAW. Beliau bersabda,"Qisas akan diberlakukan di antara semua makhluk, bahkan antara binatang bertanduk dan yang tidak, dan antara semut kecil dengan semut kecil lainnya," HR Ahmad.Bila tidak ada tuntutan lagi, barulah Allah SWT mengubah seluruh hewan di akhirat menjadi tanah. Dengan kata lain, setiap hewan di muka bumi tidak akan mengalami penghisaban surga ataupun Imam Besar An Nawawi, qisas yang dikenakan bagi makhluk ghairu mukalaf atau hewan berbeda dengan qisas makhluk mukalaf. Ia berkata, qisas yang berlaku pada hewan adalah qisas muqabalah atau demikian, apakah hewan kurban menjadi hewan yang dijamin masuk surga atau bukan merupakan kehendak Allah SWT semata. Apapun isi surga Allah SWT kelak pun, hanya Dia yang memegang kebenarannya. Simak Video "Jelang Idul Adha, Penjualan Hewan Kurban di Bandung Meningkat" [GambasVideo 20detik] rah/lus 7UTSD.
  • 0sj2wyt0rr.pages.dev/396
  • 0sj2wyt0rr.pages.dev/339
  • 0sj2wyt0rr.pages.dev/429
  • 0sj2wyt0rr.pages.dev/303
  • 0sj2wyt0rr.pages.dev/353
  • 0sj2wyt0rr.pages.dev/203
  • 0sj2wyt0rr.pages.dev/1
  • 0sj2wyt0rr.pages.dev/322
  • hewan kurban yang disembelih kelak di akhirat akan menjadi